Gambar : PUI Ekonomi Sirkuler dan Pelatihan Pertanian Hidroponik Bagi Generasi Muda

         Pertumbuhan pembangunan yang semakin pesat menyebabkan berkurangnya lahan untuk melakukan aktivitas pertanian. Berbagai inovasi baru metode tanam dilakukan untuk tetap memenuhi kebutuhan pangan, salah satunya adalah metode hidroponik, Hidroponik adalah metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tumbuh. Sebagai gantinya, tanaman ditanam dalam air yang telah dicampur dengan nutrisi esensial yang diperlukan oleh tanaman. Metode ini memungkinkan tanaman untuk mendapatkan nutrisi langsung dari larutan air, yang memastikan mereka menerima pasokan yang optimal untuk pertumbuhan. Kelebihan utama hidroponik adalah efisiensi penggunaan air, karena air yang digunakan dapat didaur ulang dalam sistem tertutup, serta kemampuan untuk menanam tanaman di tempat-tempat yang mungkin tidak memiliki tanah yang subur.

         Pada tanggal 10-11 Agustus 2024, Desa Jongbiru, Kabupaten Kediri, Jawa Timur menjadi tuan rumah pelatihan hidroponik yang ditujukan bagi generasi muda desa. Acara ini tidak hanya berfokus pada pemuda, tetapi juga melibatkan pengelola TPS 3R Jongbiru dan ibu-ibu PKK Desa Jongbiru sebagai peserta. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan praktis tentang teknik budidaya tanaman secara hidroponik, yang dapat menjadi alternatif pertanian yang efisien dan ramah lingkungan. Kegiatan ini diketuai oleh Prof. Dr. Imam Mukhlis , S.E., M.Si beserta tim pengabdian kepada masyarakat PUI Ekonomi Sirkuler Fakultas Ekonomi dan Binsis Universitas Negeri Malang (FEB-UM) Ahmad Fawaiq Suwanan, M.Si dan Magistyo Purboyo Priambodo, M.E. Kegiatan ini diikuti oleh generasi muda baik laki-laki dan perempuan yang memiliki minat dalam kegiatan pertanian hidropinik.

       Melalui pelatihan ini, peserta diharapkan mampu menerapkan teknologi pertanian modern di lingkungan mereka, serta memperkuat ketahanan pangan lokal. Dengan melibatkan berbagai kelompok dalam masyarakat, termasuk pengelola TPS 3R dan ibu-ibu PKK, diharapkan kegiatan ini akan meningkatkan partisipasi komunitas dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan mempromosikan gaya hidup sehat melalui praktik bercocok tanam yang inovatif. Adapun hasil dari pertanian hidroponik dapat digunakan untuk penguatan ketahanan pangan desa sehingga dapat mengatasi masalah kelaparan di desa.Kegiatan ini relevan dengan capaian SDGs Zero Hunger (Tanpa Kelaparan) dalam pembangunan desa.

         Dampak ekonomis yang bisa dirasakan oleh ibu-ibu dan masyarakat sekitar dari penerapan hidroponik cukup signifikan. Pertama, hidroponik memungkinkan panen lebih cepat dan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode pertanian konvensional, yang berarti pendapatan tambahan dapat diperoleh dalam waktu yang lebih singkat. Kedua, hidroponik dapat dilakukan di lahan yang terbatas, sehingga ibu-ibu dan masyarakat yang memiliki lahan sempit atau tinggal di perkotaan tetap bisa menjalankan usaha pertanian. Ketiga, dengan hasil pertanian yang berkualitas tinggi, mereka dapat menjual produk hidroponik ke pasar lokal atau bahkan ke supermarket, membuka peluang usaha baru dan menciptakan lapangan pekerjaan di sekitar komunitas. Dengan demikian, hidroponik tidak hanya meningkatkan kesejahteraan keluarga tetapi juga memperkuat ekonomi lokal.

en_USEN